
BBM, Gas dan Penderitaan Rakyat
Tampaknya penderitaan yang harus ditanggung rakyat bangsa ini tak jua terhapus dan terobati oleh sang waktu. Hari demi hari penantian akan perbaikan nasib hanya sekedar penantian dari rentang waktu yang teramat panjang. Dan mimpi kesejahteraan hanyalah mimpi yang takkan berujung pada kenyataan.
Barangkali kata-kata itulah yang pas untuk menggambarkan penderitaan yang harus dialami oleh masyarakat miskin negeri ini. Pasca kenaikan BBM, masyarakat miskin kian terhimpit oleh semakin tingginya kebutuhan hidup yang harus mereka tanggung, sementara program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan merupakan jawaban yang efektif untuk mengatasi kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin tak terjangkau.
Belum selesai si BBM berulah, kini giliran Gas yang siap menerkam masyarakat miskin dari tidur panjangnya. Mimpi perbaikan ekonomi, mimpi kesejahteraan berubah menjadi mimpi buruk yang menakutkan, tak tanggung-tanggung akibat ulah kedua makhluk bernama BBM dan Gas tadi telah meruntuhkan harapan para pengusaha menengah yang menggantungkan usahanya pada kedua makhluk tersebut. Para pengusaha menengah tadi telah bersiap-siap untuk gulung tikar, karena penghasilannya terus menurun sementara menaikkan harga hasil produksinya sangat tidak mungkin, karena daya beli masyarakat pun sangat menurun.
Penderitaan masyarakat akibat tamparan makhluk sadis bernama BBM dan Gas tampaknya belum juga berakhir, karena ada makhluk lain yang siap mencabik-cabik perekonomian masyarakat miskin yaitu makhluk yang sangat ganas yang berperilaku kejam yaitu listrik. Ulah makhluk yang ketiga ini sudah memunculkan perangainya ketika terjadi pemadaman di mana-mana.
Salah satu akibat terkejam dari makhluk bernama listrik ini adalah meninggalnya tiga pasien di salah satu rumah sakit pemerintah terbesar sebagaimana yang diberitakan dalam Berita Nusantara di stasiun TVRI pada hari Minggu tanggal 6 Juli 2008.
Tak ayal pemadaman secara berilir yang dilakukan oleh PLN mengundang penafsiran bahwa, ini merupakan indikasi akan naiknya harga listrik di negeri ini. Jika ini terjadi maka lengkaplah penderitaan rakyat miskin negeri ini, seperti terjatuh tertimpa pula, dan belum sempat terbangun tertimpa lagi. Lantas kapan rakyat tersenyum di negerinya sendiri.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sudah seharusnya para pengambil keputusan di negeri ini kembali pada paradigma Pancasila yang menghendaki adanya “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dengan pengamalan Pancasila khususnya sila ke lima dalam sistem perekonomian bangsa, maka nilai-nilai luhur dalam menata kehidupan yang “Berkemanusiaan yang Adil dan Beradab”, yang dilandasi oleh “Ketuhanan Yang Maha Esa” akan membawa dampak yang sangat positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pengamalan secara baik dan benar terhadap nilai-nilai Pancasila merupakan salah satu jawaban atas terpuruknya sistem perekonomian bangsa Indonesia. Keterpurukan perekonomian bangsa telah membawa masyarakat bangsa Indonesia ke dalam jurang penderitaan rakyat yang teramat dalam.
Tentu setiap masyarakat, dan setiap individu menghendaki suatu kemerdekaan yang bisa dinikmati, yaitu kemerdekaan ekonomi, yang juga berarti terbebas dari segala persoalan-persoalan ekonomi yang menghimpit dan mengekang hak-hak ekonomi rakyat. Persoalan- persoalan dan pengekangan hak-hak ekonomi rakyat tersebut jika ditelusuri lebih jauh lagi maka, hal itu merupakan hal yang tak pantas karena negeri ini dikaruniai oleh sumber daya alam yang begitu besar.
Karunia sumber daya alam yang begitu besar, jika dikelola dengan baik dengan menggunakan manajemen “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” akan mampu mengangkat harkat dan derajat bangsa Indonesia, akan mampu menggusur kemiskinan. Karena manajemen yang ada adalah manajemen “Ketidakadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” maka, rakyat Indonesia berada dalam titik nadir perekonomian yang memprihatinkan, dan yang terjadi adalah penggusuran terhadap rakyat yang miskin.
Jadi sekali lagi, mari kembali pada paradigma Pancasila yang menghendaki adanya “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dalam menata kehidupan yang “Berkemanusiaan Yang Adil dan Beradab” dengan landasan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan pengamalan Pancasila yang baik dan benar diharapkan bangsa Indonesia benar-benar menikmati sumber daya alam yang ada, yang begitu besar tersedia sehingga nilai-nilai ekonomi yang berkerakyatan sebagaimana yang digariskan dalam UUD 1945 yakni “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
0 comments:
Post a Comment